Kamis, 25 Oktober 2012

THE INTEREST RATE TRANSMISSION MECHANISM 1,2,3










Mekanisme suku bunga 1
 akan mempengaruhi terhadap  individu dan perusahaan.

·         Bagi Individu
Apabila suku bunga di bank rendah maka individu akan meminjam pinjaman uang ke bank baik secara credit ataupun secara Loans ( Jangka Panjang ). Dan uang yang individu dapatkan akan di gunakan untuk berkonsumsi.

·         Bagi Perusahaan
Apabila suku bunga di bank rendah maka perusahaan akan meminjam uang secara jangka panjang untuk berinvestasi. Baik perusahaan tersebut membuka aplikasi pinjaman yang baru atau pun menambah pinjaman yang sebelumnya. Misalnya perusahaan awalnya meminjam uang sebersar Rp. 30.000.000,- akan tetapi jika ia menambah pinjaman uangnya tersebut menjadi Rp.  45.000.000,- maka sebagian uang yang baru ia pinjam dari bank tersebut, akan mengeluarkan biaya untuk membayar margin dan membayar upah tenaga kerja.  kemudian upah tenaga kerja tersebut di gunakan untuk berkonsumsi kembali. Akan tetapi, perusahaan tersebut dapat memperoleh pinjaman dari pasar modal. Kapan perusahaan ke Pasar Modal ?  perusahaan dapat juga mencari dana dengan menjual saham dan obligasi serta mendapatkan deviden dan diskonto. Akan tetapi jika perusahaan tersebut memperoleh pinjaman uang dari bank, maka perusahaan tersebut wajib membayar bunga pinjaman.






Mekanisme Transmisi Tingkat Bunga 2


Tingkat bunga mempengaruhi hutang jangka pajang (mortgages) yang ada sehingga pendapatan yang siap untuk dibelanjakan dan selanjutnya akan dikonsumsi.
Tingkat bunga mempengaruhi hutang jangka panjang (mortgages) yang ada akan berpengaruh terhadap modal properti yang selanjutnya akan dikonsumsi.
Tingkat bunga mempengaruhi hutang jangka panjang (hipotik) yang ada sehingga akan timbul hipotik yang baru yang berpengaruh terhadap permintaan new housing yang kemudian akan di investasikan.
Tingkat bunga akan berpengaruh terhadap tabungan. Jika tingkat bunga di bank tinggi, maka tabungan individu tersebut akan meningkat dan sebaliknya apabila tingkat bunga di bank rendah, maka tabungan individu tersebut akan menurun.
Uang yang ditabung oleh individu yang kemudian akan dkonsumsi
Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi (1 tahun) dihitung dari tanggal pembuatan neraca per 31 Desember. Hutang jangka panjang mempunyai kaitan dengan struktur modal. Apabila perusahaan meminjam dana dan mengembalikannya dalam jangka waktu yang relatif lama maka pinjaman/ hutang tersebut akan menjadi bagian dari struktur modal perusahaan. Hutang jangka panjang juga terbentuk akibat diperpanjangnya pinjaman/ hutang jangka pendek maupun hutang jangka menengah, hal itu dilihat atas dasar waktu pembayaran hutang tersebut.
Jenis hutang jangka panjang
.Secara garis besar hutang jangka panjang digolongkan  pada dua golongan yaitu :
Hutang Hipotik : Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana dari pinjaman yang dijaminkan dengan harta tetap. Dalam penjanjian disebutkan harta peminjam yang dijadikan jaminan berupa tanah atau gedung.
.Hutang Obligasi : Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang diperoleh melalui pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut pemegang obligasi. Dalam surat obligasi dicantumkan nilai nominal  obligasi, bunga pertahun, tanggal pelunasan obligasi dan ketentuan lain sesuai jenis obligasi tersebut.
Namun Secara Umum ada Beberapa lagi Jenis-jenis dari hutang jangka panjang, yaitu :
.Hutang Hipotik & Hutang Obligasi
Utang Wesel jangka Panjang : Indikator ini mirip dengan Obligasi, keduanya mempunyai tanggal jatuh tempo (lebih dari 1 tahun dan tingkat bunga secara impilsit yang telah ditentukan). Perbedaanya jika di bandingkan dengan obilgasi adalah wesel tidak dapat di perdagangkan di bursa efek, dan juga akuntansi untuk wesel itu sendiri juga berbeda dengan obligasi. Utang wesel jangka panjang dinilai sebesar nilai sekarang aliran kas dimasa yang akan datang. Premium dan diskon yang timbul harus diamortisasi selama umur wesel.






Mekanisme Transmisi Suku Bunga 3
Jalur nilai tukar berpandangan bahwa pergerakan nilai tukar paling berpengaruh bagi perekonomian khususnya perekonomian terbuka dengan sistem nilai tukar fleksibel. Perubahan suku bunga BI Rate juga dapat mempengaruhi nilai tukar.  Mekanisme ini sering disebut jalur nilai tukar. 
Kenaikan BI Rate, sebagai contoh, akan mendorong kenaikan selisih antara suku bunga di Indonesia dengan suku bunga luar negeri.  Dengan melebarnya selisih suku bunga tersebut mendorong investor asing untuk menanamkan modal ke dalam instrument-instrumen keuangan di Indonesia seperti SBI karena mereka akan mendapatkan tingkat  pengembalian yang lebih tinggi.  Aliran modal masuk asing ini pada gilirannya akan mendorong apresiasi nilai tukar Rupiah. Apresiasi Rupiah mengakibatkan harga barang impor lebih murah dan barang ekspor kita di luar negeri menjadi lebih mahal atau kurang kompetitif sehingga akan mendorong impor dan mengurangi ekspor.  Turunnya Ekspor Neto ini akan berdampak pada menurunnya pertumbuhan ekonomi dan kegiatan perekonomian.
Selisih suku bunga tersebut mendorong investor asing untuk menanamkan modal ke dalam
instrument-instrument keuangan di Indonesia seperti SBI karena mereka akan mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Aliran modal masuk asing ini pada gilirannya akan mendorong apresiasi nilai tukar rupiah. Apresiasi rupiah mengakibatkan harga barang impor lebih murah dan barang ekspor kita di luar negeri menjadi lebih mahal atau kurang kompetitif sehingga akan mendorong impor dan mengurangi ekspor. Turunnya net ekspor ini akan berdampak pada menurunnya pertumbuhan ekonomi dan kegiatan perekonomian.
Transmisi perubahan nilai tukar rupiah ke inflasi dapat melalui dua saluran. Pertama, melemahnya nilai tukar rupiah akan menaikkan biaya produksi yang memakai barang impor sehingga menaikkan harga. Tekanan harga ini akan diperburuk jika para buruh melakukan desakan kenaikan upah nominal dalam rangka mempertahankan upah rillnya. Kedua, harga nontradable goods yang relatif murah dibandingkan harga tradable goods sehingga meningkatkan harga domestik. Kenaikan harga ini akan dipacu lagi jika suku bunga relative rendah. Sasaran akhir dari pengendalian moneter dalam sisten nilai tukar fleksibel adalah inflasi. Jenis inflasi

Jalur efek Nilai Tukar (exchange rate effect)
Pertumbuhan ekonomi internasional dan nilai tukar fleksibel telah meningkatkan peranan kebijakan moneter internasional dalam penentuan nilai tukar mata uang suatu negara. Ekspansi moneter pada awalnya akan menurunkan tingkat bunga riil domestik dan kemudian mengakibatkan deposit mata uang luar negeri naik. Peningkatkan nilai deposit mata uang luar negeri terhadap deposit mata uang domestik akan mengakibatkan apresiasi nilai tukar mata uang luar negeri dan depresiasi nilai tukar matauang domestik. Depresiasi nilai tukar mata uang domestik mengakibatkan harga relatif produk atau ekspor lebih murah sehingga ekspor netto naik, dan akhirnya meningkatkan permintaan agregat. Mekanisme transmisi efek nilai tukar Mata uang dirumuskan sebagai berikut:
Pengaruh nilai tukar pada harga pada first round effect - yaitu dari nilai tukar ke harga impor - relatif kuat dan signifikan, namun pada second round effect-nya ke harga konsumen lebih terbatas. Pengaruh nilai tukar ke ekspor dan impor hanya signifikan di jangka pendek dengan pengaruh yang lebih signifikan ke impor. Ekspor dan impor selanjutnya berpengaruh terhadap output perekonomian. Selain itu dampak asimetrik nilai tukar juga terjadi di dalam perekonomian. Dampak depresiasi nilai tukar lebih besar dibandingkan dampak apresiasi terutama dampak langsung terhadap ekspor dan impor. Perbedaan ini menimbulkan akumulasi dampak terhadap perekonomian yang berbeda.

0 komentar:

Posting Komentar