Selasa, 23 Oktober 2012

Analisis Jurnal Estimating the Effect of Urban Density on Fuel Demand

Tema              : Pengaruh Bahan Bakar terhadap Kepadatan Perkotaan
Pengarang      : Catur Sugiyanto
Judul              : Estimating the Effect of Urban Density on Fuel Demand

A.    LATAR BELAKANG

Memperkirakan model permintaan bahan bakar wilayah perkotaan untuk memberikan langsung perkiraan elastisitas permintaan sehubungan dengan kepadatan perkotaan. Kebutuhan bahan bakar per kapita didekomposisi menjadi saham mobil per kapita, konsumsi bahan bakar per kilometer dan jarak tahunan didorong per mobil per tahun. Kepadatan perkotaan ditemukan untuk mempengaruhi konsumsi BBM, sebagian besar melalui variasi stok mobil dan dalam jarak perjalanan, daripada melalui konsumsi bahan bakar per kilometer. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk secara resmi menguji hubungan antara kepadatan perkotaan dan permintaan bahan bakar dan secara eksplisit memperkirakan elastisitas permintaan bahan bakar sehubungan dengan perkotaan kepadatan. Biasanya, model permintaan bahan bakar didasarkan pada tingkat nasional, tingkat negara.

B.     MASALAH

Ketika harga bahan bakar yang tinggi menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan energi. Sekarang masalah besar karena harga minyak telah mencapai rekor tertinggi baru dan juga sebagai kekhawatiran atas perubahan iklim telah menjadi lebih diterima secara luas. Transportasi sektor rekening untuk sebagian besar dari konsumsi energi global dan akibatnya perubahan iklim. Tulisan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi bagaimana perkotaan kepadatan dapat mempengaruhi permintaan relatif untuk bahan bakar transportasi jalan, menyediakan perkiraan elastisitas yang sensitif terhadap pola aksesibilitas lokal.

C.    METODOLOGI

Dalam makalah ini kami menggunakan data tingkat kota agregat mewakili kepadatan perkotaan dan permintaan bahan bakar perkotaan per kapita sebagai produk kepemilikan mobil per kapita, konsumsi bahan bakar per km dan jarak tahunan didorong per mobil, dengan masing-masing komponen yang ditetapkan sebagai fungsi kepadatan perkotaan. Dan juga menggunakan data cross-sectional dari Kota Millennium Database untuk Transportasi Berkelanjutan (1999) disusun oleh UITP. Database berisi informasi tentang 100 kota dari seluruh dunia untuk tahun 1995. Dari jumlah tersebut, 84 kota yang digunakan untuk estimasi model sebagai data untuk beberapa kota yang tidak lengkap. Ini 84 kota berasal dari 42 negara yang berbeda. Keterbatasan potensi Milenium Kota database adalah bahwa mungkin ada inkonsistensi dalam variabel definisi dan prosedur pengumpulan data antara berbagai negara termasuk.

D.    VARIABEL

1.      Permintaan bahan bakar untuk wilayah perkotaan
2.      Kepadatan perkotaan untuk mempengaruhi konsumsi BBM
3.      Variasi stok mobil dan dalam jarak perjalanan, melalui konsumsi bahan bakar per kilometer

E.     KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan dengan cross-sectional data dari 32 negara besar dari eropa, Canada, asia, Australia dan amerika. Jurnal ini menjelaskan tentang mengevaluasi bagaimana kepadatan jumlah penduduk di perkotaan  dapat mempengaruhi permintaan relatif untuk bahan bakar transportasi jalan, memberikan perkiraan elastisitas yang sensitif terhadap pola fasilitas umum. Bahan bakar konsumsi per kapita terhadap kepadatan perkotaan diperkirakan dalam rentang -0.33 sampai  -0.35.

Kepadatan penduduk kota terhadap permintaan bahan bakar yaitu inelastic, fenomena di kota yang terjadi, karena banyaknya fasilitas yang disediakan oleh pemerintah maka jarak yang di tempuh penduduk di perkotaan relative singkat. Pemakaian transportasi umum dapat menghemat pemakaian BBM sehingga dalam pemakaian BBM lebih efisiensi.

Harga BBM mempengaruhi permintaan bahan bakar sebagian besar melalui variasi dalam konsumsi bahan bakar per km dan jarak mengemudi bukan kepemilikan mobil. Hal ini dapat mencerminkan harga bahan bakar tidak mempengaruhi permintaan mobil.

0 komentar:

Posting Komentar