TUGAS AKHIR JURNAL EKONOMI
TUGAS AKHIR
TEORI EKONOMI I
JURNAL
“ Consumer Surplus and Producer Surplus “
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
DWI ANGGRAINI 22211224
LINDA FATMAWATI ALFI 28211700
OKTAVIA RAHMI 25211450
KELAS : SMAK05-03
Dosen : Dr. Prihantoro
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Consumer Surplus and Producer Surplus
I.
Abstrak
Surplus konsumen adalah
nilai kerelaan pembeli untuk membayar suatu barang dikurangi harga barang
tersebut yang sebenarnya. Surplus konsumen mengukur manfaat yang diterima
pembeli dari partisipasinya di suatu pasar. Surplus konsumen dapat dihitung
dengan mencari luas daerah di bawah kurva permintaan dan di atas harga.
Surplus produsen adalah
harga jual suatu barang dikurangi biaya produksinya. Surplus konsumen mengukur
manfaat yang harus diterima penjual dari partisipasinya di suatu pasar. Surplus
produsen dapat dihitung dengan mencari luas daerah dibawah harga dan di atas
kurva penawaran..
Suatu alokasi
sumber-sumber daya yang memaksimalkan nilai surplus produsen dan surplus
konsumen adalah alokasi yang efisien. Para pembuat kebijakan sering kali sangat
memerhatikan efisiensi dan juga pemerataan dari hasil-hasil ekonomi.
Titik keseimbangan
permintaan dan penawaran memaksimalkan jumlah surplus proodusen dan surplus
konsumen. Artinya, tangan tak tampak di pasar menggiring pembeli dan penjual
untuk mengalokasikan sumber sumber daya dengan efisien. Pasar tidak dapat
mengalokasikan sumber-sumber daya secara efisien ketika terjadi kegagalan pasar
seperti adanya kekuasaan pasar atau eksternalitas.
II.
Latar Belakang
Pada
dasarnya aktivitas-aktivitas operasi
produksi dalam suatu perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan yang
sebesar-besarnya dengan biaya sefesien mungkin. Perusahaan untuk melakukan
kegiatan operasinya memerlukan sumber daya-sumber daya yang memerlukan biaya
yang tidak sedikit. Perusahaan tidak ingin merugi yang diakibatkan akibat
aktivitas-aktivitas penggunaan sumber daya yang kurang efektif sehingga
berpengaruh pada penetapan harga yang cenderung tinggi. Perubahan harga akan mengakibatkan perubahan
atau pergerakan kurva permintaan yang telah terbentuk, baik harga itu mengalami
penurunan atau pun kenaikan. Perubahan kurva permintaan yang diakibatkan oleh
kenaikan harga karna ketidakefesiennya produksi akan mengakibatkan perubahan
interaksi permintaan dan penawaran yang terjadi dan keseimbangan pasar pun akan
berubah. Perubahan keseimbangan pasar ini pada akhirnya berdampak pada
pembentukan surplus perusahaan itu sendiri. Harga yang cenderung bergerak
naik akan mengurangi surplus perusahaan
yang telah dicapai dan juga sebaliknya.
Pemecahan
masalah bagaimana suatu perusahaan mengatur suatu kegiatan operasi produksi
agar dapat meningkatkan keuntungan adalah bukan perkerjaan yang mudah.
Perusahaan memerlukan sejumlah teori yang dijadikan sebagai pedoman dalam
membaca situasi dalan kegiatan produksi, situasi pasar untuk menetapkan harga
yang tepat dan wajar dan harga yang sanggup dibayar oleh konsumen. Hal inilah
yang sebagai dasar pemahaman bagaimana surplus perusahaan terbentuk dari
aktivitas-aktivitas operasi produksi perusahaan yang mempengaruhi tingkat harga
yang ditetapkan seminimal mungkin dan aktivitas-aktivitas pasar yang membetuk
keseimbangan pasar dan pada akhirnya mampu mengantarkan perusahaan dalam meraih
keuntungan yang maksimum.
Just, Hueth dan
Schmitz (1982) menyatakan bahwa perubahan harga komoditi akan mempengaruhi
tingkat kesejahteraan produsend dan konsumen komoditi yang bersangkutan.
Pengaruh tersebut dapat diukur dari besarnya surplus produsen dan konsumen. Marshall dalam Daryanto. A. (1989), surplus konsumen
didefinisikan sebagai perbedaan antarajumlah uang yang sebenarnya dibayarkan
oleh konsumen dengan jumlah uang yang bersedia dibayarkan daripada ia tidak
memiliki barang tersebut. Dalam hal ini, surplus konsumen menunjukkan
keuntungan yang diperoleh konsumen karena membeli seluruh unit yang diinginkan
dengan harga berlaku P* meskipun mereka bersedia membayar dengan harga yang
lebih tinggi. Surplus konsumen merupakan perbedaan antara jumlah uang yang
bersedia dibayarkan untuk jumlah Q* .
Surplus
produsen disebut pula sebagai sewa ekonomi (economic rent), jika diasumsikan
bahwa biaya tetap (fixed cost) tidak diperhitungkan (Pindyck R.S. and Rubinfeld.
D. L.,(1992). Surplus Ekonomi. Untuk mengukur tingkat kesejahteraan total dalam
masyarakat diperoleh dari penjumlahan antara surplus konsumen dan surplus
produsen.
III.
Permasalahan
Surplus konsumen dan surplus produsen total
bernilai maksimal pada titik ekuilibrium di mana kurva permintaan dan
kurva penawaran saling berpotongan. Konsumen menerima keuntungan dari harga
yang dibayarnya, sementara produsen menerima kompensasi dari biaya. Pemerintah
menetapkan kebijakan ceiling price (harga tertinggi) dan floor price(harga
dasar) sebagai standar dalam system penawaran transaksi antara produsen dan konsumen
untuk menciptakan keseimbangan surplus ekonomi, oleh karena itu teori surplus
ekonomi sangat bermanfaat dalam menganalisis dampak campur tangan pemerintah.
Campur tangan pemerintah dianggap makin buruk bila total kehilangan surplus
ekonomi (kehilangan surplus konsumen dan surplus produsen) makin besar yang
disebut deadweight loss.
Maka dari beberapa hal mengenai surplus
konsumen dan produsen, dirumuskan 3 masalah :
1. Faktor apa
saja yang mempengaruhi surplus konsumen dan produsen ?
2. Bagaimana
pengaruhnya surplus ekonomi terhadap keseimbangan harga dan kuantitas ?
3. Bagaimana
kebijakan pemerintah dalam menetapkan floor
and ceiling price ?
IV. Metodologi Penelitian
Sumber pendekatan yang digunakan untuk
analisis pasar adalah marginalis (marginalism approach) yang mengatakan bahwa
keputusan dalam memproduksi atau mengonsumsi ditentukan oleh berapa besar
tambahan pendapatan atau manfaaat dari unit terakhir barang yang diproduksi
atau dikonsumsi. Konsekuensi dari pemikiran ini, bagi produsen adalah dia tidak
menetapkan harga yang sama untuk setiap jumlah penjualan.
·
Varibel :
Jika kasus pasar mobil diatas digunakan
kembali sebagai contoh, satu unit mobil pertama dijual dengan harga 82juta,
sedangkan unit kedua baru akan dijual jika harganya 84juta dan seterusnya. Sebaliknya
bagi konsumen untuk 1 unit pertama bersedia membeli dengan harga 199juta.
Tetapi untuk unit selanjutnya, konsumen hanya maua memebeli dengan harga
dibawah 199juta. Alasannya tambahan manfaat dari tambahan pemakaina mobil telah
menurun.
Pada saat keseimbangan, konsumen membayar
mobil yang dibeli jauh lebih sedikit dibanding kesediaan membayar. Sebaliknya
produsen menerima uang lebih banyak daripada yang sebenarnya mereka harapkan.
V.
Analisis
Surplus
Produsen adalah pendapatan tambahan yang diperoleh oleh seorang
produsen dari penerimaan harga suatu barang yang lebih tinggi dibandingkan
dengan harga yang sebenarnya telah dipersiapkan untuk ditawarkan.
Surplus Konsumen adalah
kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total atau total utility
(yang dinilai dengan uang) yang dinikmati konsumen dari mengkonsumsikan barang tertentu dengan pengorbanan totalnya (yang
dinilai dengan uang) untuk memperoleh atau mengkonsumsikan jumlah barang
tersebut.
Standar pada penawaran
dan permintaan, surplus konsumen (Customer
Surplus) adalah area berbentuk segitiga biru muda di atas tingkat harga dan
di bawah kurva permintaan, karena intramarginal konsumen membayar
lebih sedikituntuk item daripada maksimum
bahwa mereka akan membayar. Sebaliknya,surplus produsen (Producer Surplus) adalah area berbentuk
segitiga ungu di bawah tingkat harga dan di atas kurva penawaran, karena itu
adalah jumlah minimum produsen dapatmenghasilkan.
Jika keseimbangan
terjadi sehingga harga pasar telah terbentuk maka tentu akan ada konsumen yang diuntungkan karena merasa bahwa harga itu terlalu
rendah. Demikian pula, tentu ada saja produsen yang merasa diuntungkan
karena setelah dipertimbangkan harga keseimbangan itu terlalu tinggi.
Harga keseimbangan
adalah E. Diantara para konsumen, tentu ada kemungkinan yang sebenarnya mampu
membeli lebih tinggi dari harga yang telah ditetapkan, misalnya titik E
menggambarkan harga Rp.100. Karena harga hanya Rp.100 dan ia mampu membeli
lebih, maka ia merasa diuntungkan. ‘Keuntungan’ yang diterima oleh
masing-masing konsumen itu disebut consumer surplus (surplus konsumen). Jika
seluruh surplus konsumen yang diterima oleh seluruh konsumen itu dijumlahkan,
totalnya adalah seluas segitiga biru muda.
Hal yang sama juga
terjadi di antara para produsen. Karena efesiensi produksinya mampu menjual
lebih rendah dari harga keseimbangan itu. ‘Keuntungan’
yang diterima oleh masing-masing produsen
itu di sebut producer surplus (surplus produsen). Jika seluruh
surplus porodusen yang diterima oleh seluruh produsen itu dijumlahkan,
totalnya adalah seluas segi tiga ungu.
VI. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Surplus Produsen (perusahaan)
Surplus produsen adalah jumlah produsen yang menguntungkan
dengan menjual pada mekanisme harga pasar yang lebih tinggi daripada harga mereka
yang bersedia untuk menjual.
Perhatikan bahwa surplus produsen umumnya mengalir melalui
kepada pemilik faktor-faktor produksi: dalam persaingan sempurna, tidak ada
surplus produsen timbul untuk perusahaan individual. Ini adalah sama dengan
mengatakan bahwa keuntungan ekonomi didorong menjadi nol. Bisnis dunia nyata
umumnya memiliki atau mengontrol beberapa masukan mereka, yang berarti bahwa
mereka menerima surplus produsen karena mereka: ini dikenal sebagai keuntungan
normal, dan merupakan komponen biaya peluang perusahaan. Jika faktor-faktor
pasar persaingan sempurna juga, surplus produsen pada akhirnya berakhir sebagai
sewa ekonomi kepada pemilik input langka seperti tanah.
Dalam beberapa aliran heterodoks ekonomi, surplus ekonomi
menunjukkan total pendapatan yang berasal dari kelas penguasa yang langka kepemilikan
faktor-faktor produksi yang baik diinvestasikan kembali. Dalam ekonomi Marxis, istilah surplus mungkin
juga merujuk kepada nilai lebih, produk surplus dan surplus buruh.
2.2 Jenis–Jenis Kelompok Produsen (perusahaan)
Kelompok produsen dapat dibagi dalam tiga kelompok
sehubungan dengan kemampuan menjualnya, yaitu:
1. Penjual Supermarginal
Penjual supermarginal
adalah penjual yang berani menjual produknya di bawah harga pasar. Produsen ini
menggunakan konsep dan falsafah produksi dalam pemasarannya yaitu memproduksi
barang sebanyak-banyaknya kemudian menjualnya dengan harga yang semurah-murahnya
tapi tetap masih peroleh keuntungan.
2. Penjual Marginal
Penjual marginal adalah
produsen yang menjual produknya sama dengan harga pasar. Biasanya produsen ini
hanya menjual produknya di tempat-tempat yang tawar-menawar tidak diberlakukan,
sehingga mereka menyiasatinya dengan memberi label harga produknya.
3. Penjual Submarginal
Penjual submarginal adalah kelompok penjual yang hanya
menjual produknya di atas harga pasar. Produsen kelompok ini menganggap bahwa
produknya sangat eksklusif, unik, produsennya sangat ternama dan terkenal atau
sejenisnya.
Analisis surplus konsumen dan produsen sebanarnya hanya
ditujukan pada kelompok konsumen dan produsen yang submarginal dan
supermarginal, karena dua kelompok ini yang mungkin dapatkan surplus dari
pembelian dan atau penjualan produknya.
Konsumen akan dapatkan suplus jika preferensi harga yang
diperkirakannya lebih tinggi dari harga keseimbangan pasar. Besarnya surplus
tentu saja bergantung pada berapa banyak jumlah kuantitas yang akan dibeli
dikalikan dengan selisih harga tersebut. Sedangkan produsen akan dapatkan
surplus penjualannya jika harga jual produknya lebih rendah dari harga yang
mampu dibeli oleh konsumen dalam kondisi keseimbangan pasar.
2.3
Proses Terbentuknya Surplus
Produsen
|
|
|
|
Gambar 1:
Surplus Produsen (perusahaan) dan Konsumen
Standar pada penawaran dan permintaan (S & D) Diagram,
surplus konsumen (CS) adalah area berbentuk segitiga abE di atas tingkat harga
dan di bawah kurva permintaan, karena intramarginal konsumen membayar lebih
sedikit untuk item daripada maksimum bahwa mereka akan membayar. Sebaliknya,
surplus produsen (PS) adalah area berbentuk segitiga bcE di bawah tingkat harga
dan di atas kurva penawaran, karena itu adalah jumlah minimum produsen dapat
menghasilkan.
Jika keseimbangan terjadi sehingga harga pasar telah
terbentuk maka tentu akan ada konsumen yang diuntungkan karena merasa bahwa
harga itu terlalu rendah. Demikian pula, tentu ada saja produsen yang merasa
diuntungkan karena setelah dipertimbangkan harga keseimbangan itu terlalu
tinggi. Untuk memahami ini perhatikan gambar 1.
Harga keseimbangan adalah E. di antara para konsumen, tentu
ada kemungkinan yang sebenarnya mampu membeli lebih tinggi dari harga yang
telah ditetapkan, misalnya titik E menggambarkan harga Rp.100. Karena harga
hanya Rp.100, maka ia merasa diuntungkan. ‘keuntungan’ yang diterima oleh
masing-masing konsumen itu disebut consumer
surplus (surplus konsumen). Jika seluruh surplus konsumen yang diterima
oleh seluruh konsumen itu dijumlahkan, totalnya adalah seluas segitiga abE.
Hal yang sama juga terjadi di antara para produsen. Di
anatara mereka ada yang sebenarnya -karena efesiensi produksinya- mampu menjual
lebih rendah dari harga keseimbangan itu. ‘keuntungan’ yang diterima oleh
masing-masing produsen itu di sebut producer
surplus (surplus produsen). Jika seluruh surplus porodusen yang diterima
oleh seluruh produsen itu dijumlahkan, totalnya adalah seluas segi tiga bcE.
Jika pemerintah melakukan intervensi dengan menerapkan,
misalnya, pajak atau subsidi, maka grafik permintaan dan penawaran menjadi
lebih rumit dan juga mencakup daerah surplus pemerintah mewakili.
Dikombinasikan, surplus konsumen, surplus produsen, dan pemerintah surplus
(jika ada) membuat surplus sosial atau total surplus. Total surplus adalah
ukuran utama dalam ekonomi kesejahteraan digunakan untuk mengevaluasi efisiensi
kebijakan yang diusulkan.
2.4 Surplus Perusahaan Pada Pasar Persainagn Sempurna, Monopoli,
dan Monopolistik.
Surplus produsen adalah harga jual suatu barang dikurangi
biaya produksinya dan produsen akan mendapat surplus penjualannya jika harga
jual produknya lebih rendah dari harga yang mampu dibeli oleh konsumen dalam
kondisi keseimbangan pasar. Suatu alokasi sumber-sumber daya yang memaksimalkan
nilai surplus produsen adalah alokasi
yang efisien. Para pembuat kebijakan sering kali sangat memperhatikan efisiensi
dan juga pemerataan dari hasil-hasil ekonomi, akan tetapi pasar tidak dapat
mengalokasikan sumber-sumber daya secara efisien ketika terjadi kegagalan pasar
seperti adanya kekuasaan pasar atau eksternalitas.
Seperti
yang telah dijelaskan bahwa surplus perusahaan pada dasarnya adalah harga jual
suatu barang dikurangi baiaya produksinya. Oleh karena itu, dalam menganalisis
proses terbentuknya surplus produsen (surplus perusahaan) akan diterangkan
melalui pendekatan biaya-biaya produksi dan tambahan keuntungan marginal; dalam
hal ini adalah biaya marginal (MC), biaya variabel rata-rata (AVC), biaya
rata-rata total (AC) dan tambahan keuntungan (MR).
2.4.1 Surplus Perusahaan Pada Pasar Persaingan Sempurna
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kegiatan perusahaan akan mencapai surplus keuntungan
maksimum apabila jumlah produksi yang digambarkan dalam grafik tercapai keadaan
di mana MR=MC dan berlaklu pada waktu produksi adalah 7 unit. Denghan demikian perusahaan
mencapai keuntungan maksimum apabila produksi adalah sebanyak 7 unit. Jika
seluruh surplus porodusen atau perusahaan yang diterima oleh seluruh produsen
itu dijumlahkan, totalnya adalah seluas Eabc.
2.4.2 Surplus Perusahaan Pada Pasar Monopoli
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kurva AC, MC, D = AR, MR
dibuat berdasarkan pada bentuk kurva-kurva tersebut. Kemudian telah diterangkan
bahwa keuntungan maksimum atau bisa disebut juga surplus perusahaan maksimum
dapat ditentukan dengan melihat pada tingkat produksi yang mana keadaan MR=MC
ada. Kurva MR dan MC berpotongan pada waktu tingkat produksi sebanyak Q unit.
Hasil penjualan total adalah OP x OQ, atau sama dengan OPAQ. Sedangkan biaya
total adalah OC x OQ, atau sama dengan OCBQ. Dengan demikian, surplus
perusahaan maksimum ditunjukkan oleh kotak PABC.
2.4.3 Surplus Perusahaan Pada Pasar Monopolistik
Surplus perusahaan yang dicapai dalam pasar monopolisttik adalah
sama dengan di surplus perusahaan pada pasar monopoli. Bedanya, di dalam
monopoli yang dihadapi adalah permintaan dari seluruh pasar, sedangkan dalam
pasar persaingan monopolistis, permintaan yang dihadapi perusahaan adalah
sebagian dari keseluruhan pasar.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
VII.
Kesimpulan
Pemecahan
masalah bagaimana suatu perusahaan mengatur suatu kegiatan operasi produksi
agar dapat meningkatkan keuntungan adalah bukan perkerjaan yang mudah.
Perusahaan memerlukan sejumlah teori yang dijadikan sebagai pedoman dalam
membaca situasi dalan kegiatan produksi, situasi pasar untuk menetapkan harga
yang tepat dan wajar dan harga yang sanggup dibayar oleh konsumen. Harga yang
mahal mengakibatkan konsumen akan membayar terlalu tinggi untuk membeli suatu
barang dibanding benefit yang konsumen dapatkan, jelas berdasarkan hukum
permintaan, permintaan perlahan akan turun dan mempengaruhi keadaaan
keseimbangan pasar serta secara tidak langsung surplus perusahaan yang telah
tercapai sebelumnya akan mengalami penurunan dan berlaku juga sebaliknya. Hal
inilah yang sebagai dasar pemahaman bagaimana surplus perusahaan pada awalnya
terbentuk dari aktivitas-aktivitas operasi produksi perusahaan yang mempengaruhi
tingkat harga yang ditetapkan seminimal mungkin dan aktivitas-aktivitas pasar
yang membetuk keseimbangan pasar dan pada akhirnya mampu mengantarkan
perusahaan dalam meraih keuntungan yang maksimum.
Memahami
tentang teori surplus perusahaan (surplus produsen) adalah penting untuk bagi
siapa pun yang terlibat dalam aktivitas operasi produksi, operasi pasar. Namun,
dalam pemahaman teori ini dibutuhkan juga pemahaman-pemahaman teori-teori lain
yang secara langsung berhubungan, misalnya: teori permintaan, teroi penawaran,
teori biaya dan produksi dan lain sebagainya.
Sumber:
·
Teori Ekonomi Mikro, Pratama Rahardja
dan Mandala Manurung